Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 13 Mei 2014

kenapa aku (Mili)

Dalam hidup telah direncanakan oleh yang Maha Kuasa untuk saling melengkapi. Pasangan hidup merupakan salah satu ciptaan Yang Maha Kuasa untuk melengkapi hidup kita semua termasuk aku. Aku Mili, sama seperti gadis yang lainnya, menikmati masa bebas bersama orang-orang yang aku sayang. Hidup ku terasa lebih bahagia apabila bersama orang-orang yang aku sayang. Semua orang mendambakan memiliki pasangan atau kekasih  seperti yang aku miliki. Dengan selalu tersenyum dan selalu bersama-sama itulah yang diinginkan mereka. Semua orang hanya melihat hubungan ini dipermukaan saja. Apa ada yang tahu bahwa aku mulai bertanya seperti apa nantinya hubungan yang aku jalani ini? Menurutku mereka lah yang harus bersyukur dengan apa yang mereka miliki sekarang. Kehidupan yang layak untuk seorang gadis seumuran ku. Menikmati apa yang Tuhan ciptakan didunia ini sebelum waktu untuk kebebasan itu habis. Tapi, apa yang terjadi dengan ku. Aku hanya berpikir kenapa harus aku ? kenapa bukan mereka saja. Sakit yang dirasakan bukan hanya difisik tapi semua. Dan dari dulu aku sendiri tidak pernah membayangkan menjadi seperti ini. 
Aku mungkin bisa tersenyum bahagia didepan semua orang, tapi mereka tidak tahu kalau ada sesuatu yang membuat aku sendiri tidak tahu harus berbuat apa. Terkadang aku sangat bersyukur dengan apa yang aku miliki sekarang. Tapi, dilain sisi aku takut untuk menghadapi hidup ku kedepan seperti apa. Dulu semua dilakukan untuk mempertahankan apa yang diberikan untuk ku, tapi sekarang mulai berubah dan bahkan pasrah pada keadaan. 
Aku harus berbuat apa untuk hidupku kedepan ?
 Aku harus bertahan atau aku harus lari ?
Mungkin aku bisa bertahan, tapi apalah aku bisa dipertahankan ? 
Mungkin juga aku bisa lari, tapi apa aku bisa ?


 Untuk mempertahankan semuanya, aku harus bagaimana dan seperti apalagi ? Bahkan sekarang aku sudah terbiasa untuk dimaki-maki dan dipermalukan didepan semua orang, aku terbiasa dengan hidupku yang menjadi ketergantungan dan membuang-buang waktu, aku terbiasa dengan kata-kata kasar dan dikasarin meskipun aku sendiri tidak bisa menerima itu semua. Orang yang mengenal ku dari aku bayi sampai aku seperti ini tidak pernah membuat aku malu didepan umum apalagi memaki-maki aku depan umum. Apa mereka pernah bertanya seperti apa rasanya menjadi aku ? mereka hanya mau aku seperti yang mereka mau.

:(




 
separador

0 komentar:

Posting Komentar

Followers